Pertumbuhan penduduk
yang terjadi di Indonesia tentunya mempengaruhi kuantitas penduduk Indonesia.
Semakin besar pertumbuhan penduduk yang terjadi maka semakin besar kuantitas
penduduk di daerah tersebut. Selain kuantitas, tentunya kita mengenal kualitas.
Lalu apa ada hubungan antara kuantitas dan kuliatas? Jika ada, apakah kuantitas
sebanding dengan kualitas?
Besarnya
kuantitas penduduk di suatu daerah tentu saja mempengaruhi kualitas dari
masyarakat tersebut. Bisa diperhatikan di bagan berikut ini:
Berdasarkan bagan
tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagai makhluk ekonomi, semakin besar jumlah
penduduk di suatu daerah, maka akan terjadi kompetisi untuk saling memenuhi
kebutuhan. Hal ini disebabkan karena adanya kelangkaan, yaitu ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan,
manusia diharuskan untuk melakukan pengorbanan terlebih dahulu. Pengorbanan
yang paling utama adalah uang. Uang menjadi hal yang sangat dibutuhkan manusia
saat ini. Setiap manusia di kalangan usia berapapun pasti membutuhkan uang.
Untuk mendapatkan uang tentunya harus ada hal yang dilakukan atau yang biasa
kita kenal adalah bekerja. Namun, karena penduduk yang terlalu banyak
menyebabkan banyak pekerja yang menganggur, atau tidak mendapatkan pekerjaan.
Penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan antara banyaknya tenaga kerja dan
kesempatan kerja yang tersedia. Menyadari hal ini, masyarakat akan berupaya
untuk meningkatkan taraf pendidikan agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
ataupun menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Dengan adanya taraf pendidikan
yang tinggi tentunya kualitas hidup masyarakat menjadi lebih tinggi. Masyarakat
lebih berpikirkir rasional, efisien dan inovatif agar dapat melanjutkan
kelangsungan hidupnya dan dapat memenuhi
kebutuhannya secara penuh.
Meskipun begitu, tidak
semua penduduk yang ada mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi memenuhi
kebutuhannya dengan cara meningkatkan pendidikan. Ada beberapa dari penduduk
tersebut yang berada di tempat dan kondisi keluarga yang serba terbatas.
Misalnya saja, seorang anak yang terlahir dari petani. Kemungkinan besar anak
tersebut menjadi petani seperti bapaknya. Bahkan ada yang sudah direncanakan
untuk menjadi petani meneruskan pekerjaan bapakya sehingga tidak perlu sekolah.
Selain itu banyak hal yang menghambat adanya
pertambahan kualitas dalam suatu masyarakat, antara lain :
1. Kenakalan remaja. Mengenai hal ini pasti sudah sering terdengar di
kalangan masyarakat, bahkan sudah menjadi masalah utama yang sedang
hangat dibicarakan. Kenakalan-kenakalan remaja seperti seks pra-nikah,
penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan lain-lain dapat mengurangi kualitas
masyarakat. Seseorang yang sudah terlibat seks pra-nikah dan penyalahgunaan
narkoba sedikit kemungkinan memiliki masa depan yang baik. Sehingga hal ini
perlu ditangani secara benar agar dapat menciptakan generasi yang berkualitas
baik. Untuk kenakalan remaja ini sebenarnya bisa kita hadapi dengan mengisi
kegiatan-kegiatan kosong dengan kegiatan positif. Dalam hal ini peran orang tua
menjadi sangat penting. Seharusnya kita lebih banyak melakukan tindakan
preventif dari pada represif. Cara yang paling efektif adalah dengan cara meningkatkan
iman dan takwa sehingga diri kita dapat terbentengi dari perbuatan-perbuatan
negatif seperti ini.
2.
Asumsi yang salah. Seperti kasus anak petani yang sudah saya
jelaskan tadi, seseorang yang lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan akan
memiliki pemikiran “born that way” artinya, ia sudah terlahir dalam keadaan
seperti ini sehingga tidak memiliki kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik.
Mereka memiliki pemikiran bahwa segala sesuatu memerlukan uang, dan untuk
mereka yang tak beruang tidak bisa mendapatkan apa-apa. Hal seperti inilah yang
menyebabkan seorang anak tidak memiliki tujuan dan cita-cita di masa depan.
Bukan karena tak mau, tetapi mereka sadar dengan keadaan mereka dan tahu
bagaimana masa depan mereka. Jika terlahir seperti ini, maka akan seperti ini
seterusnya. Harusnya pemikiran-pemikiran seperti ini harus segera dihapuskan.
Seperti kata bill gates “If you born poor, it’s not you mistake. But, if you
die poor, it’s your mistake. nah.. seharusnya kita memiliki semangat yang
besar untuk merubah nasib kita. Semua orang memiliki kesempatan yang sama,
hanya saja kadar usaha setiap orang yang berbeda. Ada yang memerlukan usaha
yang besar ataupun sebaliknya.
3. Moral yang
kurang baik. Nah ini yang sudah jarang diperhatikan, seseorang dipandang
memiliki kualitas yang baik bukan hanya kaarena memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi, tetapi juga memiliki moral yang baik. Sayangnya, hal ini kurang
diperhatikan karena dianggap moral menjadi objek yang kurang penting. Banyaknya
kasus korupsi adalah contoh paling nyata. Untuk menciptakan moral yang baik
dari masyarakat sebenarnya sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah.
Salah satunya adalah adanya pendidikan karakter dalam materi yang diberikan di
sekolah.
Berdasarkan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas sebanding dengan kuantitas. Sebanding
bukan berarti sama. Agar mudah dipahami, kita misalkan rumus fisika seperti :
V
= I.R, dengan V sebagai kuantitas dan I sebagai kualitas, dan R adalah hambatan
yang saya sebutkan tadi. Sehingga nilai V dan I bergantung pada R.
Permasalah
utama adalah pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap kualitas hidup manusia.
Sebaiknya kita harus menyeimbangkan adanya pertumbuhan penduduk dengan kualitas
hidup manusia. Diperlukan adanya peran pemerintah dan masyarakat itu sendiri.
Pemerintah diharapkan untuk memiliki program-program baru dan menjalankan
dengan baik program-program yang telah ada. Seperti mengurangi angka buta
huruf, meningkatkan taraf pendidikan, dan upaya untuk menciptakan masyarakat
yang memiliki moral yang baik. Semua akan berjalan dengan baik apabila ada
peran dari masyarakat itu sendiri untuk membantu mewujudkan dan mendukung semua
kebijakan pemerintah.
Nah yg ini lengkap. Ada teori kelangkaan dan ketenagakerjaan di pelajaran ekonomi, juga ada rumus fisikanya sbg ilustrasi perbandingan kuantitas dgn kualitas (y). Bagus deh walaupun td ada yg typo. :))