Indonesia
adalah negara yang percaya akan adanya Tuhan. Hal ini dijelaskan di sila
pertama di Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Setelah Indonesia merdeka,
ada PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berupaya menjadikan bangsa Indonesia sebagai
negara komunis. Usaha yang dilakukan PKI tidak berhasil mengingat semboyan
Bangsa Indonesia, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Perjuangan untuk kemerdekaan
Indonesia dilakukan oleh rakyat yang berasal dari suku, budaya, bahasa, dan
agama yang berbeda. Karena itu tidak ada keutamaan terhadap suatu golongan,
seperti paham integralistik yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo.
Di
Indonesia diakui adanya 6 agama, yaitu, Islam, Khatolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha,dan
Kong Hu Cu. Agama Islam adalah agama mayoritas di Indonesia. Penganut dari keenam agama ini hidup dengan baik di Indonesia.
Dengan bertambahnya penduduk tentunya penganut dari masing-masing agama juga
bertambah. Sayangnya, permasalahan yang timbul adalah adanya perpecahan seiring
dengan bertambahnya umat beragama.
Kurangnya persatuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia saat ini memungkinkan terjadi perpecahan. Salah satunya adalah peristiwa Kerusuhan Sara 1999 di tanah Maluku dan Maluku utara. Penyebab awalnya adalah Peristiwa kerusuhan di Ambon (Maluku) diawali dengan terjadinya perkelahian antara salah seorang pemuda Kristen asal Ambon yang bernama J.L, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot dengan seorang pemuda Islam asal Bugis, NS, penganggur yang sering mabuk-mabukan dan sering melakukan pemalakan (istilah Ambon "patah" ) khususnya terhadap setiap sopir angkot yang melewati jalur Pasar Mardika – Batu Merah.
Kurangnya persatuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia saat ini memungkinkan terjadi perpecahan. Salah satunya adalah peristiwa Kerusuhan Sara 1999 di tanah Maluku dan Maluku utara. Penyebab awalnya adalah Peristiwa kerusuhan di Ambon (Maluku) diawali dengan terjadinya perkelahian antara salah seorang pemuda Kristen asal Ambon yang bernama J.L, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot dengan seorang pemuda Islam asal Bugis, NS, penganggur yang sering mabuk-mabukan dan sering melakukan pemalakan (istilah Ambon "patah" ) khususnya terhadap setiap sopir angkot yang melewati jalur Pasar Mardika – Batu Merah.
Bom Bali, 12 Oktober 2002
Banyaknya
penduduk menyebabkan persoalan hidup yang terlalu kompleks dan persaingan yang
besar dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Sehingga dapat menurunkan
kasadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban beragama. Agama menjadi hal
yang kurang diperhatikan, padahal dengan memiliki iman yang baik dapat
membentuk seseorang menjadi manusia yang berkualitas. Wajar saja jika banyak
perpecahan dan kurangnya toleransi antara umat beragama yang terjadi saat ini. Sebaiknya kita sebagai umat beragama selalu
ingat akan status agama. Tidak hanya dalam memperoleh kekuasaan, seharusnya
kita juga berlomba agar meningkatkan iman dan takwa. Apabila ini dilakukan,
tidak hanya menghilangkan perpecahan antara umat beragama, tetapi negara ini
juga akan menjadi negara yang aman, damai, dan sejahtera.
Semoga dengan banyaknya pertumbuhan penduduk, semakin mempererat persatuan. Bukan sebaliknya