Menjadi Bangsa Berkualitas, Berjiwa Sosial, Kaya Budaya, dan Taat Agama

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup, kehidupan sosial, budaya dan agama. permasalahan-permasalahan yang terjadi sebenarnya penyebab utama adalah diri kita sendiri, selaku warga Indonesia. Pertambahan penduduk sebenernya tidak menjadi masalah apabila kita dapat mengatasi pengaruh-pengaruh buruk yang terjadi.


Dalam mencapai kualitas hidup yang baik seiring bertambahnya penduduk, hambatan-hambatan yang ada seperti kenakalan remaja, rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi, serta moral yang kurang baik harus kita hilangkan, minimal dikurangi. Sedangkan kesenjangan sosial yang timbul karena bertambahnya penduduk, budaya lama yang semakin luntur, dan perpecahan yang terjadi di umat beragama yang terjadi saat ini dapat kita atasi. Karena kunci dari masalah-masalah ini, adalah diri kita sendiri.
Untuk mewujudkan “Bangsa Berkualitas, Berjiwa Sosial, Kaya Budaya , dan Taat Agama” Hal pertama yang kita lakukan adalah “FIX OURSELF UP” , antara lain:

1. Ubah asumsi-asumsi buruk yang ada. Semua yang terjadi dalam diri kita, berasal dari otak. Kita harus bisa mengubah jalan pemikiran kita. Kalaupun kita terlahir dengan keadaan ekonomi yang kurang beruntung, bukan berarti kita tidak memiliki kesempatan seperti orang lainnya. Hanya saja, porsi usaha yang diperlukan tentunya berbeda pula.

Berbeda Agama, Satu Indonesia


Indonesia adalah negara yang percaya akan adanya Tuhan. Hal ini dijelaskan di sila pertama di Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Setelah Indonesia merdeka, ada PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berupaya menjadikan bangsa Indonesia sebagai negara komunis. Usaha yang dilakukan PKI tidak berhasil mengingat semboyan Bangsa Indonesia, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh rakyat yang berasal dari suku, budaya, bahasa, dan agama yang berbeda. Karena itu tidak ada keutamaan terhadap suatu golongan, seperti paham integralistik yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo.

Di Indonesia diakui adanya 6 agama, yaitu, Islam,  Khatolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha,dan Kong Hu Cu. Agama Islam adalah agama mayoritas di Indonesia. Penganut dari keenam agama ini hidup dengan baik di Indonesia. Dengan bertambahnya penduduk tentunya penganut dari masing-masing agama juga bertambah. Sayangnya, permasalahan yang timbul adalah adanya perpecahan seiring dengan bertambahnya umat beragama. 

Pertumbuhan Penduduk Penghasil Budaya

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.


Dalam hal ini pelaku utama dari budaya adalah manusia. Artinya, pertumbuhan penduduk yang terjadi tentunya memberikan pengaruh terhadap budaya yang ada. Kepribadian seseorang terbentuk dari lingungan masyarakat yang menjalankan suatu kebudayaan tertentu. Namun, hal ini tidak berarti setiap kepribadian seseorang dalam suatu masyarakat sama.

Banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian, baik faktor biologis, faktor fisik, maupun faktor lingkungan. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan kepribadian setiap orang berbeda dan bermacam-macam. Sehingga, semakin banyak penduduk maka semakin bermacam-macam kepribadian yang ada dan semakin banyak pula budaya baru yang terbentuk. Hal ini berarti bahwa manusia merupakan penghasil budaya. Budaya

Kuantitas Sebanding Kualitas?

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia tentunya mempengaruhi kuantitas penduduk Indonesia. Semakin besar pertumbuhan penduduk yang terjadi maka semakin besar kuantitas penduduk di daerah tersebut. Selain kuantitas, tentunya kita mengenal kualitas. Lalu apa ada hubungan antara kuantitas dan kuliatas? Jika ada, apakah kuantitas sebanding dengan kualitas?

Text Box: Meningkatkan taraf pendidikan
Besarnya kuantitas penduduk di suatu daerah tentu saja mempengaruhi kualitas dari masyarakat tersebut. Bisa diperhatikan di bagan berikut ini:



Berdasarkan bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagai makhluk ekonomi, semakin besar jumlah penduduk di suatu daerah, maka akan terjadi kompetisi untuk saling memenuhi kebutuhan. Hal ini disebabkan karena adanya kelangkaan, yaitu ketidakseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan, manusia diharuskan untuk melakukan pengorbanan terlebih dahulu. Pengorbanan yang paling utama adalah uang. Uang menjadi hal yang sangat dibutuhkan manusia saat ini. Setiap manusia di kalangan usia berapapun pasti membutuhkan uang. 

Banyak Teman, Banyak Ilmu


Hakikat manusia sebagai makhluk sosial yaitu tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Dengan kata lain manusia membutuhkan manusia lain untuk dapat bertahan hidup. seperti yang telah kita ketahui, pertambahan penduduk menyebabkan kebutuhan semakin banyak. Pemenuhan kebutuhan ini tentunya memerlukan bantuan dari orang lain. sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap kehidupan sosial. Baik pengaruh positif maupun negative, kedua pengaruh tersebut sangat terasa dalam kehidupan masyarakat.
Semakin banyak penduduk maka semakin banyak ketergantungan masyarakat pada orang lain. saat ini sudah dibagi spesialis pekerjaan masing-masing. Ada yang bekerja sebagai petani, buruh, pegawai, pejabat, pekerja di bidang kesehatan dan lain-lain. Semua sudah disesuaikan berdasarkan kemampuan masing-masing.

 Hal positif dari hal ini adalah masyarakat akan berusaha semaksimal mungkin agar dapat menjalankan perannya dalam masyarakat dengan sebaik mungkin. Namun hal negatif yang timbul adalah kesenjangan sosial yang akan terus ada. Misalnya seorang arsitek tentunya membutuhkan tukang bangunan, seluruh masyarakat membutuhkan petani, tukang sapu jalanan yang dibutuhkan untuk menjaga kebersingan jalan,bahkan dalam lingkup keluarga yang membutuhkan pembantu rumah tangga. Dalam hal ini, tukang bangunan, tukang sapu jalan, pembantu rumah tangga, petani dan pekerja lain seperti ini akan terus ada. Tentunya akan terjadi kesenjangan sosial mengingat banyaknya masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi. Terjadi distribusi pendapatan yang tidak merata karena semakin banyaknya jumlah penduduk.

Kependudukan Indonesia dan Permasalahannya

Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal di suatu tempat. Dapat dikatakan penduduk Indonesia apabila bertempat tinggal di Indonesia selama 6 bulan berturut-turut dengan maksud menetap. Dalam hal ini, wisatawan asing maupun orang asing yang datang ke Indonesia dalam urusan bisnis dan lain-lain tidak dapat dikatakan penduduk Indonesia karena tidak tinggal menetap.


Pada era globalisasi seperti ini, remaja yang berstatus pelajar sekalipun sangat jarang memikirkan tentang penduduk. Banyak hal yang mereka anggap lebih penting untuk dipikirkan, seperti permasalahan-permasalahan nyata yang mereka hadapi saat ini. Misal banyaknya pengangguran dapat mendorong pelajar untuk memiliki rencana yang lebih baik untuk masa depannya. Jika kita perhatikan lebih baik, sebenarnya penduduk di Indonesia juga merupakan hal yang perlu kita pikirkan. Hal ini dikarenakan permasalahan-permasalahan yang akan ditimbulkan oleh penduduk di masa yang akan datang. 


Saat ini penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 200 juta jiwa. Jumlah ini tidak bisa dikatakan kecil jika dibandingkan dengan penduduk di negara lain dan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ke-4 penduduk terbanyak di dunia. Mengetahui hal ini, apa pertumbuhan penduduk di Indonesia masih dianggap sesuatu yang biasa? Faktanya, berdasarkan angka kelahiran dan angka kematian penduduk Indonesia dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia bertambah setiap tahunnya. Hal ini mungkin bukan masalah yang besar bagi negara maju, namun saat ini Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia disebabkan oleh banyak hal, antara lain :

Ledakan Penduduk, Indonesia Gelisah, Kualitas Menurun

Negara mana yang tidak mengenal Indonesia ? Ya, hampir semua negara di belahan dunia sangat mengenal dengan negara Indonesia. Luas wilayah dan keanekaragaman budayanya menjadi salah satu alasan dikenalnya Indonesia. Selain itu, ternyata Indonesia berada diurutan ke empat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal inilah yang menjadi permasalahan hangat di Indonesia.



Setiap tahun, jumlah penduduk di Indonesia mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Rendahnya kepedulian suatu hubungan suami istri terhadap program KB (Keluarga Berencana) yakni, dua anak cukup menjadi salah satu faktor lonjakan penduduk tersebut tidak dapat dihentikan. Mereka masih berpedoman pada pendapat orang zaman dahulu yang mengatakan, banyak anak banyak rezeki. Tentu itu tidak sesuai pada kenyataan saat ini.

Meningkatnya jumlah penduduk, membuat Indonesia semakin gelisah dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pertambahan penduduk dengan peningkatan produksi kebutuhan yang tidak seimbang akan menghambat proses peningkatan kualitas hidup manusia. Inilah yang menjadi permasalahn Indonesia saat ini dalam proses peningkatan kualitas hidup manuia.