Ledakan Penduduk, Indonesia Gelisah, Kualitas Menurun

Negara mana yang tidak mengenal Indonesia ? Ya, hampir semua negara di belahan dunia sangat mengenal dengan negara Indonesia. Luas wilayah dan keanekaragaman budayanya menjadi salah satu alasan dikenalnya Indonesia. Selain itu, ternyata Indonesia berada diurutan ke empat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal inilah yang menjadi permasalahan hangat di Indonesia.



Setiap tahun, jumlah penduduk di Indonesia mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Rendahnya kepedulian suatu hubungan suami istri terhadap program KB (Keluarga Berencana) yakni, dua anak cukup menjadi salah satu faktor lonjakan penduduk tersebut tidak dapat dihentikan. Mereka masih berpedoman pada pendapat orang zaman dahulu yang mengatakan, banyak anak banyak rezeki. Tentu itu tidak sesuai pada kenyataan saat ini.

Meningkatnya jumlah penduduk, membuat Indonesia semakin gelisah dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pertambahan penduduk dengan peningkatan produksi kebutuhan yang tidak seimbang akan menghambat proses peningkatan kualitas hidup manusia. Inilah yang menjadi permasalahn Indonesia saat ini dalam proses peningkatan kualitas hidup manuia.


Salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yakni melalui sektor pendidikan. Dengan adanya pendidikan ini, otomatis akan mencerdaskan masyarakat. Masyarakat yang cerdas mampu menghasilkan sebuah barang atau jasa sebagai bentuk produktivitasnya. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan akan terus meningkat apabila jumlah penduduk usia muda terus bertambah. Kemampuan menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan masyarakat termasuk pendidikan makin kecil. Apabila suatu negara tidak mampu mencukupi dan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, banyak anak yang tidak tertampung di sekolah-sekolah. Pada gilirannya. ringkar pendidikan sebagian masyarakat tetap rendah. Rendahnya tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas dalam rnenghasilkan barang dan jasa. Penurunan produktivitas mencerminkan penurunan terhadap kualitas masyarakat.

Selain hal diatas, pertambahan penduduk Indonesia yang sangat besar diakibatkan banyak masyrakat yang menikah di usia muda. Lagi lagi mereka mengedapankan semboyan masa dulu, yakni lebih baik janda mempunyai anak, daripada tidak menikah. Mereka merasa gengsi apabila tidak segera menikah, walau sebenarnya usia mereka bukan usida idel menikah. Yang perlu diperhatikan untuk usia menikah adalah, minimal 20 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk laki-laki. Sedangkan usia kehamilan minimal 21 tahun. Namun, banyak sekali masyarakat yang tidak tahu tentang catatan penting ini sehingga jumlah kelahiran sangat banyak.

Untuk itu perlu diadakan sebuah aksi dari kita semua untuk mendukung sebuah lencana atau program dai BKkBN melalui program GenRe (Generasi Berencana) yang meliputi :
a.     Promosi penundaan usia kawin, utamakan sekolah dan berkarya
b.    Penyediaan informasi kesehatan reproduksi seluas-luasnya melalui PIK Remaja
c.     promosi rencanakan kehidupan berkeluarga dengan sebaiknya( kapan menikah, kapan punya anak, berapa jumlah anak)


Selain itu, perlunya diadakan penyuluhan atau seminar-seminar untuk terus mengingatkan kepada masyarakat bahwa “dua anak itu cukup” dan menunda usia perkawinan itu baik. Tentunya, program ini akan menjadi percuma tanpa memetik hasil jika masyrakatnya sendiri tidak turun tangan. Tentunya kita semua ingin menjadi bangsa yang maju, yakni bangsa yang masyarakatnya berkualitas dengan produktivitas sangat tinggi, penghasilan tinggi dengan penduduk yang sedikit. Namun, kalau bukan kita yang menggerakkan, siapa lagi ? Kontrol jumlah kelahiran, tunda usia perkawinan, dan tingkatkan produktivitas !


Salam GenRe.

0 komentar:

Posting Komentar